![]() |
Kabut Ibu - Mashdar Zainal |
Kenapa ada yang namanya cerpen? Karena isinya adalah cerita yang pendek. Berbeda dengan novel maupun cerbung. Salah satu keseksian cerpen adalah ceritanya yang pendek namun mendalam. Ketika cerpen yang padat ini sepanjang novel, maka akan menjadi sebuah cerita yang rumit dan amat kental. Membuat pembaca kadang sebal membacanya, kecuali memang bagi mereka kritikus sastra.
Walaupun singkat, tetapi cukup berat membuat cerpen yang bagus. Bisa jadi kita akan revisi berkali-kali untuk mendapatkan kekentalan cerita yang pas. Penulis pemula bisa menyelesaikan cerpen dengan sangat cepat dan panjang. Namun esensi cerpen bukan di situ. Melainkan cerita yang memikat.
Cerpen panjang akan langsung ditinggalkan jika hanya berisi angin. Ketika di awal tak ada yang menggigit. Pembaca akan malas meneruskan membaca sisa cerita yang panjang itu. Takut buang-buang waktu dengan kualitas yang sama seperti di awal, atau bahkan lebih buruk.
Ada beberapa tips untuk menghindari kebiasaan dari penulisan cerpen seperti di atas. Sehingga menjadi cerpen yang efisien dan memikat pembaca.
Satu Bagian Adegan.

Berbeda dengan novel. Cerpen cukup mencakup satu adegan kecil dari kehidupan tokoh. Atau bisa juga potongan-potongan kecil dari kehidupan tokoh. Sehingga kita bisa menceritakan secara detail potongan adegan tersebut. Tak perlu repot menjelaskan keseluruhan hidup si tokoh. Ini hanya akan menambah informasi-informasi tidak penting. Selain itu membuat pembaca bosan.
Kalian bisa membaca cerpen A Very Short Story karya Ernest Hemingway yang hanya berkisah antara pemuda dan pemudi. Namun jika ditelisik lebih mendalam, cerita tersebut memiliki banyak intrepetasi dan versi cerita.
Membuat Outline.

Dalam cerpen Kabut Ibu karya Mashdar Zainal ceritanya berfokus tentang ibu yang dikurung di dalam kamar. Konflik-konflik lainnya merupakan pendukung dari konflik utama.
Deskripsi Intrinsik
Kembali kita lihat A Very Short Story karya Ernest Hemingway. Sekali baca kita akan memaklumi sikap Luz. Tapi kali kedua kita akan mendapatkan kesan lain dalam cerita. Yaitu bagaimana kerakusan bisa membuatnya tidak mendapatkan apapun.
Cerita-cerita yang mempunyai makna banyak seperti Ernest bisa dimunculkan dengan memasukkan unsur-unsur manusiawi. Seperti psikologi. Selain itu bisa dimasukkan ke dalam simbol-simbol tertentu. Seperti laut yang menandakan luas. Bisa juga kita memberikan fakta secara perlahan-lahan. Ada yang dituliskan di depan, ada pula yang ditahan. Menunggu waktu yang tepat.
Terakhir. Tapi Paling Manjur
Salah satu cara yang lebih manjur setelah cara-cara di atas adalah banyak menulis dan tidak bosan untuk merevisi naskah.
Harus lebih tekun lagi nih baca dan nulisnya.
ReplyDeleteKalau sempat bisa obrak-abrik dengan komentar-komentar pedas untuk cerpen di blog saya ya mas bro... Saya haus akan kritik tajam. Hahaha...
alamatnya di sini http://chaedarrizal.blogspot.com/2015/08/bawang-merah-bawang-putih-dibalik.html
Hehe. Iya mas. :) Nanti kalau sempat saya komen balik.
Deletecara ngirim karya kita di forum flp gimana yaa?
ReplyDeleteGabung aja dulu, kak. Semua karya-karya yang sudah diposting semuanya berasal dari bedah karya di forum. :)
Delete