HSA (Humor Sang Alkemis): Kalau Ninja Makan Bakso Terus Shalat Taraweh

Siapa bilang blog Divisi Apresiasi Sastra cuma bisa memuat materi-materi berat ala kritik sastra dan kawan-kawan? Sejenak mari kita meluruskan punggung, mengistirahatkan mata dan pikiran sambil menyimak humor-humor karya mahasiswa jurusan Kimia UB, Mahfuzh (jangan ketukar ama Mahfudz MD. loh. Hehe). Ketika Neko bilang kalau Neko mau memuat humor-humor Mahfuzh di blog, ia sempat bertanya, “Memangnya komedi rusak seperti ini termasuk karya sastra?”

Ingat bahwa komedi sendiri termasuk genre sastra yang diakui. Dalam kelas-kelas pengenalan Sastra (Intro to Literature) pembahasan komedi selalu disandingkan dengan pembahasan genre tragedi. “Lagipula,” begitu Neko bilang kepada pemuda humoris ini, “…kalau pantun en gurindam yang panjangnya cuma sakndhulit itu saja diakui sebagai karya sastra, kenapa humormu tidak?”

Oke, langsung saja kita simak beberapa humor si Aco yang memang kacho ini. Ingat, sakit perut karena kebanyakan tertawa adalah resiko yang sudah siap Anda ambil ketika memutuskan untuk membaca postingan ini. Begitu juga resiko kalau Anda menjadi garing.  Check it out, and laugh it loud!

HUMOR #1: NINJA
Boy      : wahh Ninja lu baru ya??keren amat
Aco      : ya donk. Nie motor super keren sob, liat aja. Seraya memarkir Ninjanya
Kedua sahabat itu lalu masuk dalam toko. Dan saat keluar,
Boy      : lho sobb?? Bukannya motor lu tadi di parkir di sini?? Hilang sob!! Hilang!!
Aco      : biasa aja donk sob, namanya ninja yahh biasa aja kalau menghilang. Kan kalau bisa ngilang, berarti ninjanya aseli.
Boy      : semprull@$#$&




HUMOR #2: Bahan Alami
Aco                  :Baksonya enak bang.
Abang bakso    : Iya dong, kalau gak enak ya gak bakalan laku,
Aco                  : Resepnya apaan sih bang?
Abang Bakso   : Adda ajahh…
Aco                  : Wahh jangan-jangan.. formalin yah bang? atau vetsin kimia?
Abang Bakso   : Ahh.. sembarangan nihh si aden, zat kimia itu berbahaya, saya kan udah dapat penyuluhan dari pemerintah.
Aco                  : Wahh.. bagus-baguss.. Top dehh nie si abang.. coba semua tukang bakso ikut penyuluhan kayak abang, gak ada lagi tuhh bakso formalin.
Abang bakso    : Iya dong, kita harus pakai bahan-bahan yang alami den, agar bakso kita tidak berbahaya.
Aco                  : Ohh iya, jadi apa dong resep rahasianya bang?
Abang bakso    : Ini den, cuma direbus dengan 5 lembar daun ganja dan dua sendok makan getah opium.
Aco                  : hekk,.. tukang bakso semprul&@!$!
(July 3 2011)



Nah, yang satu ini adalah humor Mahfuzh yang khusus digubah untuk edisi Ramadhan hehehe…
Humor #3: Teraweh
Aco      : Boy lebih capek yang mana teraweh yang 11 atau yang 23?
Boy      : yah jelas yang 23 lahh co, kan lebih banyak.
Aco      : salah!
Boy      : kok bisa co?
Aco      : ya jelas lebih cape yang 11 lah boy.
Boy      : gimana ceritanya tuhh co?
Aco      : kalau 11 itu cuma sama kiper boy, kalau 23  udah sama pemain cadangannya. Lu mau 11? Maen terus gak ada yang ganti2. Kan kalau 23 bisa ganti pemain boy?
Boy      : Semprull…#CekekLeherAco




Editor’s Note:

Well, humor-humor Mahfuzh ini lumayan menggelitik juga, walau belum sampai bikin Neko ngakak ampe gulung-gulung. Favorit Neko adalah humor yang nomor 2. Soal percakapan si Aco dengan si tukang bakso. Yang ini baru bisa bikin Neko ngakak ampe gedek-gedek. Hehehe… Gilax! Idenya itu loh! 

Anyway, untuk memahami humor saja membutuhkan kecerdasan tersendiri. Apalagi bikinnya? Susah loh bikin orang ketawa. Lebih susah daripada  bikin orang nangis. Katanya sih… (kalau buat Neko kok malah sebaliknya yah? Lebih susah bikin orang nangis lewat tulisan daripada bikin orang ketawa. Neko suka ngocol sih hehehe…) Itulah kenapa para pelawak beken sekelas Tukul itu bayarannya mahal banget! Honornya bisa ampe 30 juta perak untuk sekali tayang! Gila! Ngelawak aja yuk, Cin. Daripada nulis…. Wkwkwkwk #PLAK! 

Konon juga nih, di kehidupan aslinya para pelawak itu justru kepribadian aslinya serius (tergantung orangnya juga sih). Itu karena mereka harus serius untuk memikirkan banyolan baru kaya apa yang kira-kira bisa bikin orang ketawa. Coz hidup mereka tergantung dari tawa orang-orang kan. Kalo banyolannya garing, lama-lama isi kantong mereka juga bisa garing dong…hehehehe…

Yang Neko suka dari humor-humornya Mahfuzh ini, walau ceritanya sering ancur en kadang bikin senyum garing, humornya terhormat gitu loh. Nggak jorok en nggak slapstick juga. Dua hal itu kan yang sering dipakai orang-orang dan beberapa program acara TV untuk menaikkan rating acara humornya. Padahal, yang kaya gitu justru bikin eneg. Apalagi humor-humor yang tolol itu…HUAH! Yang ini lumayan intelek lah. Yang bikin aja anak kimia, Cin! Hehehe… Kalau Mahfuzh bisa menyajikan sesuatu yang serius kaya kimia dalam bentuk humor tentunya bakal lebih berkarakter lagi.

Gaya humor Mahfuzh ini walau masih meraba-raba tampaknya sudah mulai menggenggam karakternya sendiri. Neko ingat banget, pas praktek ngajar PPL kampus kemarin, ada satu genre cerita English yang bentuknya mirip ama humornya Mahfuzh ini. Namanya Spoof. Ciri khas dari spoof ini adalah endingnya yang selalu twist alias tidak terduga. Justru di situlah letak kelucuannya. Kapan-kapan nanti Neko bahas di sini sebagai materi pengayakan deh (kaya bikin buku paket aja hehehe) Tapi spoof di sini tampaknya cenderung lebih ke komedi situasi. Jadi sama sekali nggak sama dengan humor yang tolol (komedi idiot kalau istilah Neko). Tahu kan satu acara humor di salah satu TV swasta yang suka menyajikan comedy scene pendek-pendek? Kalo itu mah humornya tolol en terkesan membodohi pemirsa. Neko jadi males liatnya.


Untuk mengembangkan kejenakaannya, Mahfuzh bisa mulai belajar menyimak stand-up-comedian-show. Penulis buku Kambing Jantan, Raditya Dika, ternyata adalah penggemar stand-up-comedian seperti Woody Allen dkk. Ga heran kalau gaya humornya ajaib gitu. Di Indonesia sendiri, stand-up-comedy masih kalah populer dengan komedi yang dilakukan secara grup ala OVJ atau Srimulat. Kenapa? Soalnya susah, Cin! Secara stand-up-comedy itu dilakukan sorangan wae. Pelawak grup yang pro pun belum tentu bisa sukses dalam melakukannya. Jadi bisa dibilang stand-up-comedy itu adalah humor cerdas dari orang cerdas, dan disajikan untuk orang cerdas. 


Dalam blognya, Raditya Dika memberi satu contoh pola yang digunakan Woody Allen dalam ber-stand-up-comedian. Awalnya ia memberi semacam situasi pancingan yang tidak asing lagi bagi orang-orang seperti ini, “Gue heran kenapa sih pas acara Valentine orang-orang itu ngasih hadiah ke pacarnya pada monoton? Kalau nggak bunga, ya coklat…” Kemudian, baru memberi resolusi yang mengejutkan bin ajaib seperti ini. “Kasih hadiah itu yang inovatif dikit gitu loh. Misalnya, ‘Sayang, nih hadiah buat kamu. Bangkai tupai!”

Bener-bener ajaib dan nggak disangka-sangka kan? Buat kebanyakan orang Indonesia yang lebih familiar dengan komedi slapstick atau ejekan fisik, mungkin agak susah untuk menangkap humor seperti ini. Tapi di luar negeri, seperti di Amerika atau Inggris, stand-up-comedy ini sangat populer dan peminatnya tidak hanya dari kalangan terbatas saja.

Berikut adalah blog yang menjelaskan sedikit tentang stand up comedy. Click HERE

Mahfuzh juga bisa belajar lebih banyak lagi dari tayangan-tayangan komedi situasi 80-an seperti The Bill Cosby Show, Family Ties, etc. Humornya sopan, kalem, tapi tetap cerdas. 

Saran untuk Mahfzh: Well, cara penulisannya dirapikan lagi ya, biar lebih enak ngebacanya. Walaupun humor pendek, tapi kalau rapi kan lebih enak juga dibacanya. Iya nggak? Bagian tulisan yang Neko kasih block kuning-kuning itu adalah bagian-bagian yang secara kaidah penulisan kurang tepat. Satu kekurangan kecil pertama, sudah pernah Neko bahas di postingan tulisannya Pak Dian. Linknya di sini.Sedangkan kesalahan lain, kecil juga sih, tapi semua polanya sama, banyak en tersebar di sepanjang tulisan ini. Apakah jenis kesalahan itu? Pembaca sudah tahu dan bisa membantu membetulkan bukan? =)

Oh ya, setahu Neko, majalah yang memuat artikel humor itu baru Majalah HAI. Lalu ada juga majalah-majalah anak-anak seperti Mentari Putra Harapan. Intisari sepertinya juga menyediakan kolom humor, tapi gaya penulisannya lebih serius (gaya bahasanya nggak terlalu gokil. Ceritanyalah yang gokil)

Kalau untuk penerbit, yang hobi menerbitkan buku-buku humor itu Gagas Media, Bukune (masih di bawah Gagas Media), dan Gradien Mediatama. So, coba cek: http://gradienmediatama.com/
Ada saran lain buat Mahfuzh? Enaknya bakatnya disalurin kemana nih?

           Cherio












Mizuki-Arjuneko


Profil Penulis

Kalau FLP pusat punya Boim Lebon, maka FLP Malang punya jago ngocol yang berpotensi juga: Mahfuzh. Mahfuzh, anak dari seorang guru SMP asal Borneo, selalu merendah dengan mengatakan bahwa tidak ada yang terlalu spesial dengan dirinya. Sejak kecil sudah menyukai bidang sains. Ketika beranjak SMA, pemuda yang doyan ngocol ini mulai menekuni sains kimia materi stoikiometri sampai sekarang. Ia mulai menulis puisi sejak sma, dan baru belajar menulis humor saat kuliah. Terkadang ia suka juga membuat cerpen. Hobinya membaca novel, dan selalu menyimpan rasa penasaran yang besar dengan hal-hal aneh. Misalnya, kenapa sih bulan berani ke luar malem-malem sedangkan matahari beraninya cuma keluar pas siang. Padahal, lebih gede mana coba antara bulan ama matahari? Ilmiah banget kan pemikirannya? Hihihihi...

Posisi Mahfuhz di FLP Malang sebenarnya cukup unik, dimana sebenarnya doi belum pernah ikut rekrutmen FLP sama sekali, tapi keberadaannya udah diakui sebagai salah satu anggota keluarga besar FLP Malang! Hehehe...so sweet. Awalnya Mahfuzh sering ikut FLP Malang mengadakan acara bedah karya anggota, karena selalu datang, akhirnya benar-benar dianggap sebagai anggota deh. Malah dalam beberapa acara, Mahfuzh membantu FLP Malang untuk membuat poster promosi kegiatan FLP dan desain sertifikat. Desainnya bagus-bagus loh. Padahal, ngakunya dia baru bersentuhan dengan Correl Draw ya pas ditodong desain itu... hehehe... Begitulah, rasa keingintahuannya yang besar justru mempertemukan anak unik ini dengan komunitas FLP Malang yang anggotanya juga ajaib-ajaib. Eh, Neko curiga nih, jangan-jangan FLP Malang doi anggap aneh??? Coz doi bilang doi tertariknya ama hal-hal yang aneh kan??? Hihihihi

Sekarang Mahfuzh tengah melanjutkan studinya di Universitas Brawijaya Malang dan mengambil jurusan yang memang sudah ia tekuni sejak SMA: Ki-mi-a. Katanya sih nggak punya pengalaman kepenulisan sama sekali. Padahal, pas didesak akhirnya ngaku juga dia kalau udah berkiprah di bidang penulisan karya ilmiah sejak SMA. Bahkan lumayan sering menang loh. Salah satu karyanya memenangkan PKM GT tingkat fakultas berjudul : Konversi biji mangga menjadi ethanol. Wuiiii...canggih nih! Bau-bau pelestarian energi.

Beginilah cara Mahfuzh mendeskripsikan dirinya: just a teenager from a small vilage in eastern of borneo thats have a Dream to go Around the world. 

Hoo.. pengin keliling dunia nih? Gampang, yuk ntar pas liburan ikut Neko keliling dunia. Dunia Ancol. Hehehe...



Doi juga doyan nge-blog dan tulisan di sana sangat variatif. Bagus-bagus pula. Duh cepetan deh dikirim ke mass media. heheheh... Simak tulisan-tulisannya di: Empush dan mystupidtheory

Share this

0 Comment to "HSA (Humor Sang Alkemis): Kalau Ninja Makan Bakso Terus Shalat Taraweh"

Post a Comment