Kompas |
Penulis fiksi? cerpen ya? cocok sekali dengan artikel ini. Sebagaimana pekerjaan-pekerjaan lainnya, menulis juga mempunyai jenjang-jenjangnya. Kita bisa melewati berbagai jalur untuk mencapai karir menulis yang baik. Fiksi, terutama yang melewati jalur serius, maksud saya diperhitungkannya aroma sastra dan isu secara lebih. Seperti Sapardi, Seno Gumira, Mashdar Zainal, maupun Ai El Afif. Masuk ke Kompas merupakan salah satu indikator bahwa harum teknik bercerita kita sudah mewangi. Meskipun bukan satu-satunya.
Karena itu, kenapa Kompas sangat susah untuk ditembus. Bahkan ada penulis yang setelah mengirim cerpen keseratus baru terbit. Kompas sangat selektif dengan cerpen yang masuk. Ada redaksi yang sangat kompeten di sana yang siap membantai cerpen kita. Tak boleh ada cacat sedikit pun. Bisa dikatakan mereka akan tahu jika kita menyembunyikan upil di balik sela meja cerpen kita.
Berikut ini saya ringkasan beberapa tips agar cerpen kita bisa tembus Kompas. Tips ini berasal dari salah satu redaktur cerpen mingguan Kompas, Fajar Arcana.
Pertama, kita harus taat aturan. Tapi fleksibel.
Seperti sepuluh ribu karakter, bahasa Indonesia yang baik, mengurangi salah tulis. Semuanya wajib diikuti. Tapi misal hanya mencapai sembilan ribu karakter, itu tak terlalu masalah. Asal tidak sampai hanya setengah dari aturan, atau dua kali lipatnya.
Kedua. Tema Bebas.
Tema yang diambil boleh dari manapun. Semakin kreatif dan imajinatif karya tersebut, semakin bagus. Ekplorasi sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya sebuah cerita. Baik itu realis, surealis. Bebas.
Ketiga, Alur
Cerpen Kompas mengutamakan alur yang saling tersambung dan utuh. Dan disampaikan dalam bahasa dan alur yang kreatif. Haram hukumnya cerpen yang mempunyai topik cerita yang sudah umum, apalagi alurnya sangat monoton. Ketika kita membolak-balik cerita kita. Bisa kita temukan celah-celah yang akan bisa mengikat ketertarikan pembaca.
Keempat, Cerpen Kompas bukan Artikel
Ada rubrik tersendiri ketika ingin menyampaikan gagasan dalam bentuk esai. Begitu juga dengan puisi. Cerpenmu tak akan masuk jika penuturannya mirip esai maupun puisi. Harus dalam bentuk prosa yang memikat. Namun jangan terlalu lebay. Memikat tapi singkat, lugas, dan bernas.
Kelima, Ada Nilai di Sana
Berbeda dengan cerpen teenlit, cerpen Kompas bisa kita deskripsikan sebagai cerpen berat. Sehingga selain menghibur, harus ada isi di dalamnya. Ada ilmu yang bisa diambil pembaca. Setelah membaca ada bekas di hati. Itulah ciri khas cerpen di Kompas.
Terakhir, Bebal!
Seperti awal artikel. Banyak cerpenis di Kompas harus beberapa kali ditolak baru bisa diterbitkan. Jika baru sekali ditolak, lalu menyerah. Memang mungkin kamu tak bakal punya cerpen di Kompas. Karena ada yang harus ditolak dua puluh, bahkan ratusan kali. Maka dari itu beballah! Menulis-Kirim-Menulis lagi.
0 Comment to "Tips Tembus Kompas"
Post a Comment